Friday, March 8, 2013

Project #1 - This Voice in My Heart

Tanpa tahu tujuan kemana harus berlari, aku menerobos ke bawah tumpukan tubuh-tubuh yang berasap. 

THIS VOICE IN MY HEART


Sampul asli "This Voice in My Heart"



Gilbert Tuhabonye adalah orang yang terselamatkan. Lebih dari sepuluh tahun lalu pertempuran berabad-abad antara etnis Hutu dan Tutsi di Afrika mencapai sekolahnya. Dibakar oleh kebencian, kaum Hutu menyeret dengan paksa lebih dari ratusan siswa-siswa dan guru-guru Tutsi ke dalam sebuah ruangan kecil dan menggunakan parang pemotong tebu untuk membacok mereka semua hingga mati. Beberapa yang kurang beruntung dan berhasil bertahan, disiram dengan bensin dan dipanggang dalam api. Setelah bersembunyi di bawah pinggul salah seorang teman yang masih membara selama lebih dari delapan jam, Gilbert mendengar sebuah suara berkata, “Kamu akan baik-baik saja. Kamu akan bisa bertahan hidup.” Dia tahu itu adalah suara Tuhan yang berbicara padanya. Gilbert adalah satu-satunya yang selamat dari penyerangan di sekolahnya dan dia bersyukur atas iman yang abadi di dalam Tuhan untuk keselamatannya.
Saat ini, Gilbert adalah seorang atlit dunia, pelatih lari dan selebritas di kota kediamannya di Austin, Texas. Jalan hidupnya hingga titik ini merupakan jalan yang berat, namun dia menggunakan instingnya untuk bertahan hidup yang memacunya pada tujuan dengan memenuhi syarat pada pertandingan Olimpiade musim panas 2008. This Voice in My Heart tidak hanya melukiskan kejadian yang menakutkan, tapi juga merupakan kuasa nyata yang sanggup mengubahkan atas pengampunan dan karunia iman dalam Tuhan. Cerita yang menarik perhatian ini akan menggugah hati Anda dari halaman pertama dan menawarkan inspirasi di tahun-tahun mendatang.

Gilbert Tuhabonye, tinggal di Austin, Texas, dengan istri dan anak perempuannya.
Gary Brozek, rekan penulis dalam Divorced from the Mob, adalah editor senior terdahulu pada Plume/Penguin dan tinggal di Colorado.

Kisah ini sangat inspiratif dan menyentuh. Jangan lupa, bacalah bukunya! 

Diterbitkan oleh PT. Elex Media Komputindo 

Review buku "This Voice in My Heart"

Ada kutipan yang paling terkenal dari  pernyataan Gilbert Tuhabonye dalam bukunya This Voice My Heart..... "Meskipun banyak orang lebih suka melihatku hancur terpanggang api, tidak ada yang bisa memadamkan api dalam diriku." Di negara dengan kelas sosial yang terbagi di Burundi, Afrika, Gilbert lahir sebagai anggota suku Tutsi, yang sudah lama bermusuhan dengan Hutu sejak tahun 60-an. Kecintaannya pada olahraga lari mulai tumbuh ketika masih tinggal di Pegunungan Fuku selama kanak-kanak. Ia tumbuh besar penuh ambisi untuk sukses, hingga akhirnya berada di peringkat teratas di kelasnya, dan juga juara lari. Sayangnya, ia menjadi salah satu korban pada genosida 1993 yang disulut oleh suku Hutu dan satu-satunya yang selamat. Setelah akhirnya pulih, Gilbert terus mengejar mimpi-mimpinya dan akhirnya menemukan kunci kebahagiaan dan pengampunan ketika berada di Amerika Serikat. This Voice My Heart adalah sebuah kisah tentang perjalanan seorang pria dalam menggapai mimpi-mimpinya, keinginan kuat untuk bertahan hidup, dan belajar tentang pengampunan dalam hidupnya.
      Gilbert belajar banyak hal dari Paman Elifas dan saudaranya Dieudonné tentang pentingnya kerja keras, pendidikan, dan tetap fokus. Saat masih kecil, ia mengatakan "Aku ingin sekali belajar membaca seperti Paman dan belajar bahasa baru. Terlebih lagi, aku ingin lebih memahami dunia di sekitarku." Mendambakan keberhasilan dirinya dan menggapai mimpinya adalah tema utama dalam buku ini. Ia selalu menjadi juara di kelasnya, mengambil kelas drum, dan yang paling penting, berlari sepanjang waktu. Disebutkan dalam buku ini, Gilbert terus berlari, bukan hanya secara harfiah tetapi juga kiasan. Selalu ada tujuan yang harus ia capai dan ia terus "berlari" ke arah tujuan itu sampai melintasi garis akhir.
         Pada malam 20 Oktober 1993, kehidupan Gilbert Tuhabonye telah berubah secara radikal. Malam inilah kelompok Hutu menyerang sekolahnya dan dimulailah genosida pada seluruh mahasiswa dan staf pengajar Tutsi. Dibawa secara berkelompok sekitar 50 orang, mereka dibawa ke sebuah pompa bensin yang belum rampung dan dibantai di situ. Saat masih ditawan di dalam gedung, Gilbert mendengar suara dalam hatinya berkata, "Jangan khawatir. Kamu akan selamat, Gilbert, kamu akan baik-baik saja." Gilbert, satu-satunya orang yang terakhir hidup dan terkena luka bakar parah akibat terpanggang api yang terus disulut Hutu, bersembunyi di bawah tumpukan mayat teman-teman sekelasnya. Setelah beberapa saat, ia sadar ia harus segera melarikan diri dan memanjat keluar jendela dengan memecah kaca jendela menggunakan potongan tulang paha seorang korban yang tanpa berbalut kulit atau daging. Orang-orang Hutu melihat dia kabur dan mulai mengejarnya tapi nalurinya untuk bertahan hidup lebih kuat dan ia berlari melintasi kota menuju sebuah rumah sakit, di sana ia diselamatkan oleh tentara. Pria yang terluka parah ini, menjadi satu-satunya orang yang selamat dan berlari melintasi kota untuk melarikan diri Hutu. Itu adalah bukti luar biasa dari keinginannya untuk bertahan hidup.
            Pepatah lama mengatakan "Mengampuni dan Melupakan" umumnya merupakan hal yang baik, tetapi dalam kasus Gilbert, akhirnya ia mampu memaafkan tapi tidak akan pernah lupa. Kepercayaan Gilbert pada Tuhan dan keluarganya telah memampukan dia untuk bertahan hidup dan tidak terpaku pada masa lalu. "Saya orang yang sangat beruntung karena telah kehilangan dan mendapatkan banyak hal." Sejak pindah ke Amerika, ia banyak terlibat dalam gereja, menikah, punya dua anak, dan memulai sebuah organisasi bernama Gilbert's Gazelles, "kelompok pelatihan/klub lari bagi para pelari dari segala usia." 
            This Voice My Heart adalah buku yang sangat bagus dan mengesankan. Gilbert Tuhabonye adalah teladan bagi semua orang yang meragukan masa depan mereka. Orang yang luar biasa ini membuktikan bahwa Anda dapat melakukan apa pun seperti yang Anda inginkan, meskipun tampaknya mustahil. Saya merekomendasikan buku ini bagi semua yang membutuhkan motivasi dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup yang Anda alami, baik itu secara fisik, mental, akademik, apa pun. Gunakan buku ini sebagai titik awal untuk mencapai tujuan Anda dan belajar pentingnya kerja keras dan tetap fokus. Jika Gilbert bisa melakukannya, Anda juga tentu bisa.

No comments

Post a Comment

© Sojourners Rendezvous
Maira Gall