Friday, March 8, 2013

Project #2 - Motherless Daughters

Sebuah penjelajahan hati seorang wanita yang sangat menantang pada lintasan perjalanan yang paling mengubah hidupnya .…

MOTHERLESS DAUGHTERS

 

Sampul asli "Motherless Daughters"
Coba tanyakan pada wanita manapun yang kehilangan ibunya, tak dapat dipungkiri bahwa ia berubah, boleh dikatakan mengalami perubahan yang besar akibat kematian itu, sama seperti sebelumnya ketika kehidupan wanita yang dicintainya itu mempengaruhi hidupnya. Dan meskipun kematian ibu tak dapat dihindarkan seperti datangnya malam, tak ada buku lain yang dapat menyampaikan pesan tentang pengaruh yang terus bertahan akibat kehilangan yang tak terhitung ini. Buku pertama diterbitkan lebih dari satu dekade lalu dan sekarang tersedia dalam edisi terbaru, Motherless Daughters – Anak-anak Perempuan tanpa Ibu, buku yang masih tetap dinantikan para wanita dari segala usia untuk mendapatkan pengertian dan kenyamanan ketika ibunya meninggal, dan inilah buku yang akan terus dibaca oleh mereka.
Disusun berdasarkan wawancara dengan ratusan orang-orang yang bertahan hidup setelah kehilangan ibu, buku yang menyatakan kehidupan ini belum lama diperluas untuk merefleksikan pengalaman pribadi penulis sendiri terhadap dampak yang terus berlanjut dari kehilangan ibu. Sekarang menikah dan menjadi seorang ibu dari beberapa anak, Hope Edelman akhirnya memahami pengaruh kehilangan ibu yang berubah dari waktu ke waktu dan dalam membuka hubungan baru.

Motherless Daugthers mengungkapkan: 

  • Bagaimanakah ketidakhadiran uluran tangan yang penuh perhatian dapat membentuk identitas seorang wanita?
  • Mengapa kehidupan ibu melewati tahun-tahun terakhir mengingatkan seorang anak perempuan tentang masa perpisahan yang sangat indah?
  • Bagaimanakah hubungan-hubungan di masa kini dibatasi oleh kehilangan di masa lalu?
  • Apa yang dapat diperbuat wanita yang tidak mendapat perhatian ibu untuk menuntut kembali hak hidup mandiri dan memulihkan hubungan baik dengan garis keturunan keluarga pihak ibu? 
  • Bagaimana cara memahami dukacita: bukan sebagai sebuah lintasan, tapi sebagai perjalanan yang terus berlanjut?
Diterbitkan oleh PT. Elex Media Komputindo
  

No comments

Post a Comment

© Sojourners Rendezvous
Maira Gall